Implementasi Gerakan Literasi Sekolah

Literasi tidak terpisahkan dari dunia pendidikan. Literasi menjadi sarana peserta didik dalam mengenal, memahami, dan menerapkan ilmu yang didapatkannya di bangku sekolah. Literasi juga terkait dengan kehidupan peserta didik, baik di rumah maupun di lingkungan sekitarnya untuk menumbuhkan budi pekerti mulia. Literasi pada awalnya dimaknai 'keberaksaran' dan selanjutnya dimaknai 'melek' atau 'keterpahaman'. Upaya sistematis dan berkesinambungan perlu dilakukan untuk meningkatkan kemampuan literasi siswa. GLS untuk menumbuhkan minat baca dan kecakapan literasi telah dicanangkan sejak tahun 2016, namun saat ini belum terlalu menyentuh aspek pembelajaran di kelas. Beberapa panduan terkait GLS telah diterbitkan tahun 2016 oleh Dikdasmen Kemendikbud, yakni (1) Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah, (2) Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Dasar, (3) Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Menengah Pertama, (4) Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Luar Biasa, (5) Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Menengah Atas; (6) Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Menengah Kejuruan, (7) Buku Saku Gerakan Literasi Sekolah, (8) Manual Pendukung Gerakan Literasi Sekolah untuk Jenjang Sekolah Menengah Pertama. Saat ini, GLS perlu disempurnakan dengan panduan teknis dan pelatihan atau penyegaran untuk memampukan guru melaksanakan strategi literasi dalam pembelajaran. #SahabatKeluarga

Salah satu pelatihan tersebut adalah pelatihan dan/atau penyegaran instruktur Kurikulum 2013. Materi yang disajikan terutama menekankan pada peningkatan keterampilan mengelola pembelajaran dengan strategi literasi untuk meningkatkan kecakapan multiliterasi siswa, membentuk karakter, dan mengembangkan kompetensi.Materi penyegaran Kurikulum 2013 ini terwujud dalam bentuk modul, materi presentasi, dan alat bantu berwujud pengatur grafis yang memandu aktivitas peserta untuk mendalami dan mengimplementasi strategi literasi dalam pembelajaran. Semua perangkat ini diharapkan dapat memandu instruktur dan pemangku kepentingan di jenjang nasional, provinsi, kabupaten/kota, dan sekolah dalam pelaksanaan, pengembangan, dan penguatan strategi literasi dalam pembelajaran.
Implementasi Kegiatan GLS

Implementasi penumbuhan budaya literasi di sekolah memerlukan langkah-langkah sebagai berikut: persiapan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, dan tindak lanjut. Persiapan merupakan kegiatan menyiapkan bahan, personal, dan strategi pelaksanaan. Pelaksanaan merupakan operasionalisasi yang telah dipersiapkan. Pemantauan, evaluasi, tindak lanjut merupakan kegiatan untuk mengetahui efektivitas kegiatan literasi yang telah dilaksanakan. Tiga hal yang terakhir ini tidak akan dibahas di sini dan dapat dicermati dalam Desain Induk GLS (Wiedarti dan Kisyani-L., 2016). Penumbuhan literasi di sekolah dapat dilakukan melalui kegiatan rutin dan kegiatan insidental. Kegiatan tersebut dilakukan dalam tiga tahapan literasi yaitu tahap pembiasaan, pengembangan dan pembelajaran. 
Agar dapat melaksanakan tiga tahapan literasi tersebut diperlukan kegiatan persiapan, sebagai berikut.

  1. Rapat Koordinasi Kegiatan ini dilaksanakan untuk membicarakan tentang maksud dan tujuan dilaksanakannya literasi di sekolah. Rapat koordinasi diikuti oleh: a. Kepala Sekolah b. Para Wakil Kepala Sekolah c. Staf Wakil Kepala Sekolah Tujuan rapat koordinasi ini antara lain: a. Pemahaman tentang literasi b. Pembentukan tim literasi sekolah (TLS) c. Menyusun program kerja literasi sekolah d. Mempersiapkan materi literasi 
  2. Pembentukan Tim Literasi di Sekolah (TLS) Kepala sekolah membentuk TLS melalui Surat Keputusan Kepala Sekolah yang menyertakan tugas pokok dan fungsi anggota tim. Susunan anggota TLS disesuaikan dengan kebutuhan sekolah masing-masing. Pembentukan TLS dapat dibaca dalam buku “Manual Literasi SMP” (Kisyani-Laksono dkk. 2016).
  3. Sosialisasi a. Sosialisasi pada Tenaga Pendidik dan Kependidikan. Sosialisasi ini dimaksudkan untuk menyamakan persepsi dan komitmen guru dan karyawan tentang pelaksanaan kegiatan literasi di sekolah. b. Sosialisasi pada Siswa Sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang literasi, tujuan pelaksanaan literasi dan mekamisme pelaksanaan literasi. c. Sosialisasi pada Komite Sekolah dan Orang Tua Siswa. Sosialisasi pada komite sekolah dan orang tua siswa bertujuan untuk memberikan adanya kegiatan literasi di sekolah dan berharap agar komite dan orang tua siswa mendukung program tersebut. Dalam kegiatan sosialisasi tersebut diperlukan narasumber yang memahami dan mampu menjelaskan tentang literasi di sekolah.
  4. Persiapan Sarana Prasarana Untuk menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah diperlukan ekositem sekolah yang literat dengan dukungan sarana dan prasarana penunjang yang perlu dimiliki oleh sekolah antara lain: a. Perpustakaan sekolah b. Pojok baca di kelas dan lingkungan sekolah c. Jumlah buku sesuai dengan Permendiknas no 24 tahun 2007: (1) Buku teks pelajaran: 1 eksemplar/mata pelajaran/peserta didik, ditambah 2 eksemplar/mata pelajaran/sekolah; (2) Buku panduan pendidik: 1 eksemplar/mata pelajaran/guru mata pelajaran bersangkutan, ditambah 1 eksemplar/mata pelajaran/sekolah; (3) Buku pengayaan: 870 judul/sekolah, terdiri atas 70% nonfiksi dan 30% fiksi. d. Askses internet di lingkungan sekolah e. Spanduk, banner, poster, leaflet yang mengkampanyekan penumbuhan budaya literasi dan diletakkan pada lingkungan strategis di lingkungan sekolah


Tujuan utama penggunaan strategi literasi dalam pembelajaran adalah untuk membangun pemahaman siswa, keterampilan menulis, dan keterampilan komunikasi secara menyeluruh. Selama ini berkembang pendapat bahwa literasi hanya ada dalam pembelajaran bahasa atau di kelas bahasa. Konten dalam pembelajaran adalah apa yang diajarkan, adapun literasi adalah bagaimana mengajarkan konten tersebut. Oleh sebab itu, bidang-bidang yang telah disebutkan dan lintas bidang memerlukan strategi literasi dalam pembelajarannya. Strategi literasi dalam pembelajaran akan menguatkan karakter siswa dan mengembangkan kompetensinya sebagai warga global 
Strategi Membangun Budaya Literasi di Sekolah
Mengkondisikan lingkungan fisik ramah literasi
Mengupayakan lingkungan sosial dan afektif
Mengupayakan warga sekolah mendukung sekolah sebagai lingkungan akademik yang literat

KEGIATAN PEMBIASAAN

  • Membaca 15 menit sebelum pembelajaran 
  • Menata lingkungan kaya literasi 
  • Mengembangkan koleksi bacaan multimodal
  • Pembentukan Tim Literasi Sekolah (TLS)

Dua Kegiatan Membaca 15 menit sebelum pembelajaran

  • Guru dan peserta didik membaca buku bersama-sama. 
  • Guru membacakan buku dengan nyaring kepada peserta didik, lalu mendiskusikannya dengan mereka. 
  • Peserta didik bergiliran membaca buku sementara temannya menyimak. 
  • Guru dan peserta didik mendongengkan cerita rakyat, terutama yang menjadi bagian dari kekayaan budaya daerah setempat. 
  • Guru dan peserta didik menceritakan pengalaman untuk menyampaikan nilai karakter; 
  • Apabila memungkinkan, guru mengakses buku pengayaan dalam format digital (ebook), membacanya bersama-sama dengan peserta didik, lalu mendiskusikannya, atau; 

Alternatif Kegiatan 15 Menit Membaca

  • Guru dan peserta didik menyanyikan lagu-lagu daerah dan mendiskusikan maknanya; 
  • Guru dan peserta didik untuk menyanyikan lagu-lagu perjuangan atau nasional dan mendiskusikan kisah di balik penciptaannya atau kisah yang terkandung dalam lirik lagu tersebut; 
  • Guru memutarkan film pendek yang memiliki nilai karakter dan sesuai dengan usia peserta didik, lalu mendiskusikannya dengan peserta didik. 

STRATEGI LITERASI… adalah strategi untuk memahami teks melalui kegiatan:

  • Menghubungkan teks dengan pengetahuan, pengalaman atau teks yang lain.
  • Membuat inferensi atau prediksi tentang teks.
  • Merumuskan pertanyaan.
  • Memvisualisasikan pemahaman tentang teks.
  • Mengidentifikasi ide penting/pokok dan pendukung.
  • Mengkomunikasikan pemahaman terhadap teks.

CONTOH STRATEGI LITERASI DALAM PEMBELAJARAN
Tema: 6.  Lingkungan Bersih, Sehat, Asri 
Subtema:1.  Lingkungan Rumahku 
Kompetensi Dasar PPKN: 
3.2 Mengidentifikasi aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari di rumah 
4.2 Menceritakan kegiatan sesuai dengan aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari di rumah 
Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia:
3.8 Merinci ungkapan penyampaian terima kasih, permintaan maaf, tolong, dan pemberian pujian, ajakan, pemberitahuan, perintah, dan petunjuk kepada orang lain dengan menggunakan bahasa yang santun secara lisan dan tulisan yang dapat dibantu dengan kosa kata bahasa daerah 
4.8 Mempraktikkan ungkapan penyampaian terima kasih, permintaan maaf, tolong, dan pemberian pujian, ajakan, pemberitahuan, perintah, dan petunjuk kepada orang lain dengan menggunakan bahasa yang santun secara lisan dan tulisan yang dapat dibantu kosa kata bahasa daerah 
Sumber Pembelajaran:
Buku siswa Kelas 1
Buku “Yuk, Membersihkan Rumah!”
Kartu kata-kata tentang alat-alat kebersihan dan gambar-gambar alat kebersihan 
Sintak pembelajaran
PENDAHULUAN: 
  1. Guru mendiskusikan tujuan pembelajaran 
  2. Guru menunjukkan sampul buku, membacakan nama penulis dan ilustrator buku dan mengajak siswa menebak isi buku. 
KEGIATAN INTI:
  1. Guru membacakan buku dan mengajak siswa mendiskusikan kata-kata sulit. 
  2. Siswa menebak arti kata-kata sulit dan menempelkannya pada kamus dinding. 
  3. Dalam kelompok, siswa memasangkan kartu gambar alat kebersihan dan kata-kata tentang alat kebersihan.
  4. Siswa melafalkan kata-kata tentang alat-alat kebersihan dengan pelafalan yang benar.
  5. Dalam kelompok, siswa menyusun kata-kata untuk membentuk kalimat ajakan.
  6. Siswa melafalkan kalimat ajakan dengan intonasi dan irama yang benar. 
KEGIATAN PENUTUP:
  1. Siswa menceritakan kesimpulannya tentang kebersihan di sekitar rumah dan bagaimana menyampaikan ajakan dengan benar. 
  2. Guru dan siswa melakukan refleksi pembelajaran: materi mana yang dirasa sulit, dan bagaimana melakukannya dengan lebih baik, sikap-sikap baik yang perlu dikembangkan dalam kelompok, dll.  

SD Kelas 4
Tema: Daerah Tempat Tinggalku 
Kompetensi Dasar IPA:
3.4 Menghubungkan gaya dengan gerak pada peristiwa di lingkungan sekitar 
4.4 Menyajikan hasil percobaan antara hubungan dengan gaya dan gerak 
Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia
3.9 Mencermati tokoh-tokoh yang terdapat pada teks fiksi 
4.9 Menyampaikan hasil identifikasi tokoh-tokoh yang terdapat pada teks fiksi secara verbal, tulisan, dan visual. 
Sumber Pembelajaran:
Buku Siswa Kelas 4
Salah satu cerita rakyat yang berasal dari daerah tempat tinggal siswa 
Sintak pembelajaran
PENDAHULUAN: 
  1. Guru mendiskusikan tujuan pembelajaran. 
  2. Guru dan peserta didik melakukan curah gagasan tentang apa yang mereka telah ketahui dan apa yang mereka ingin pelajari dari cerita rakyat yang akan dibaca dan gaya dorong dan gaya tarik (tabel T-I-P). 
KEGIATAN INTI:
  1. Siswa membaca cerita rakyat dan membuat mind map alur dan karakteristik tokoh-tokoh cerita selama mereka membaca.
  2. Siswa mencatat kata-kata sulit dan menebak maknanya. 
  3. Siswa membandingkan mind map dengan teman dan mendiskusikannya. 
  4. Siswa mendiskusikan ciri-ciri cerita rakyat dan perbedaannya dengan jenis cerita yang lain. Siswa menyimpulkan tentang ciri-ciri cerita fiksi.
  5. Siswa mempraktikkan percobaan mendorong dan menarik meja yang tertulis pada buku siswa.
  6. Siswa mencatat hasil pengamatannya dan membuat tabel perbandingan antara gaya tarik dan gaya dorong. 
KEGIATAN PENUTUP:
  1. Siswa mengecek tabel T-I-P yang mereka buat dan membuat tanda pada hal-hal yang telah mereka pelajari. Siswa mengisi kolom P dengan kata kunci pada materi pembelajaran. 
  2. Siswa menyimpulkan materi pembelajaran: a. Mengapa kita memerlukan cerita (fiksi/rakyat)? Apa manfaatnya? b. Pekerjaan apa dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan gerak menarik dan mendorong?
  3. Guru dan siswa mendiskusikan sikap-sikap baik yang perlu dikembangkan siswa dalam kerja kelompok. 
Silahkan unduh buku pedoman litersai disini Pedoman_Penerapan_Literasi_Sekolah
#LiterasiKeluarga

Post a Comment

0 Comments